Rabu, 30 April 2014

Temen-temen sekalian yang cantik and ganteng... aku punya cerita bagus lo... salah satu hobiku kan menulis cerita. kali ini adalah cerita misteri... sebenernya, ide ini dari temenku. tapi,kuralat dikit. judulnya "Rumah diujung desa" :

Rumah di Ujung Desa
   Hai, teman-teman! Namaku Ariany Dwi Putri Salsabila. Kalian dapat memanggilku Ria. Aku pindahan dari Bandung. Kata ayah aku akan pindah ke Solo. Dan aku akan tinggal di Jalan Mandala. Jalan itu bersebelahan dengan Jalan Cendrawasih juga Jalan Tulip. Di Jalan Tulip ada rumah nenek, kakek, dan Tante Siska, Om Wawan dan Manda. Serta di jalan Cendrawasih ada rumah Silvia, rumah Cery, dan rumah Kelya. Mereka semua sepupuku. Kalau yang satu jalan dengan aku namanya kak Olivia sama tante Zahra. Dan aku bersekolah di Sd Harapan 2. Kata ibu, aku satu kelas dengan Silvia juga Manda. Aku kelas 5. Cery dan Kelya satu kelas. Mereka masih kelas 3. Sedangkan kak Olivia kelas 1 SMP. Dia sekolah di SMP Harapan 2. Letaknya bersebelahan dengan Sd Harapan.
   “Hari ini kamu ayah antar kesekolah tapi besok berangkat sama Silvia.” Kata ayah. Aku hanya mengganguk sambil meneguk susuku. Sudah minum susu aku langsung berangkat. Kata Silvia, disini ada anak yang pernah meninggal. Tapi, Silvia lupa namanya.
   Di kelas…
“Anak-anak kita punya murid baru, namanya Ria.”kata bu Asih. “Hai, nama saya Ariany Dwi Putri Salsabila. Kalian bisa memanggilku Ria. Senang berjumpa dengan kalian,” kataku. Aku duduk dengan Silvia. Hari ini pelajaran MTK. Tentang pecahan campuran dengan pecahan biasa. Pusingggggggggggg… tak lama bel pulang berbunyi. Aku sungguh lega. Karena hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu libur.
    Hari ini aku pulang dengan Silvia, Manda, Cery, Kelya, dan Kak Olivia. Kami naik mobil karena lengsung mau piknik. Kami naik dua mobil. Mobil pertama, Tante Siska, Om Wawan di depan. Cery,Kelya, dan Kak Olivia di tengah. Aku, Manda, dan Silvia di belakang. Serta mobil kedua, mama dan papa di depan, nenek, kakek, dan tante Zahra di tengah. Oh ya, kalau aku juga punya pembantu yang setia dari aku masih bayi, dia merawatku. Namanya, Bi Sumi. Dia sudah berumur 50 tahun. Dia sebatang kara. Makanya, kami menganggap dia sebagai keluarga. Hari ini kami akan ke pantai parangtritis. Jauh banget. Makanya, kami pakai 2 mobil. Harus ke Jogjakarta dulu. Kami menempuh jarak sekitar 2 jam. Tapi, hari ini macet sekali kayaknya bakal 3 jam nih. Setelah sampai kami langsung berganti baju renang dan berenang sepuasnya. Yang ikut berenang Cuma mama, tante Zahra, dan tante Anita. Sedangkan papa, om Wawan, nenek, kakek, dan Bi Sumi hanya menggelar tikar, payung dan minum air kelapa muda. Cery menemukan kelomang atau umang-umang. Dia suka sekali. Lalu, kami mencari bintang laut dan kerang. Setelah dapat banyak kami segera mengumpulkan ikan lalu memasukkannya ke dalam akuarium kecil. Tiba-tiba kami mendapat ide. Kami menjualnya di luar pekarangan pantai. Kami keluar dari tempat wisata di temani Tante Zahra. Kak Olivia tidak ikut karena dia ingin istirahat dahulu. Lihat yuk daftar harganya. Yang nulis Manda.
Ayo, beli! Murah lo.
Paket 1: kelomang dan bintang laut ; 2500
Paket 2: ikan, kelomang, dan bintang laut; 3500
Paket 3: ikan, kelomang, bintang laut, dan kerang ; 5000
   Kami menyediakan masing-masing barang ada 10 kotak berarti ada 30 kotak. Tidak berapa lama mulai banyak turis dari luar negri membelinya. Turis itu memberi 50.000, tapi kami tidak ada kembalian. Kata turis itu ambil saja kembaliannya. Kami merasa gembira. Tidak kurang dari 15 menit, semuanya habis terjual! Setelah kami hitung kami mendapat 200.000. Kami sangat gembira. Malamnya, kami makan lobster, udang, kepiting, dan ikan laut dari hasil uang itu. Untuk menetralisirnya kami minum jus buah dan kelapa muda. Setelah itu kami tidur.
   Huft… Sudah hari Senin. Aku sudah masuk sekolah. Tapi, hari ini aku berangkat sendiri. Silvia sakit. Manda izin. Aku sudah terlambat. Harusnya, setengah tujuh di sekolah. Tapi, ini jam setengah tujuh aku masih sarapan. Aku ingin cepat-cepat. Jadi, aku berangkat dengan kak Olivia saja. Kami lewat ujung desa. Disana ada jalan tembus. Kami melihat rumah kosong yang betul-betul tidak terawat. Kami menyebutnya rumah ujung desa. Letaknya memang paling ujung. Kami berlari. Untung cepat sampai. Disana sudah hampir bel masuk. Aku duduk sendiri karena Silvia tidak masuk. Karena aku duduk dengan Silvia. Kalau Manda duduk dengan Tika.
    Aku betul-betul lelah. Aku akan pulang lewat jalan tembus saja. Aku langsung lewat situ. Tiba-tiba ada anak yang keluar dari rumah ujung desa itu. Aku merasa ngeri karena kurasa tak ada orang disitu. Anak itu melambaikan tangan. Tapi, kakinya menjejak tanah. “Hai aku Rika!” dia manjabat tanganku. Tangannya agak dingin. “Mmm… Kalau aku Ria. Nama kita hampir  sama. Kamu siapa?” tanyaku. Sepertinya aku merasa mengenalinya. Tapi, aku betul betul tidak tahu siapa dia. “Aku penghuni baru. Papa aku bekerja sebagai Editor koran. Mamaku ibu rumah tangga.” Katanya sambil tersenyum manis. “Kok, sama? Papa dan mamaku pekerjaannya sama lo! Mana mama kamu?” tanyaku. “Lagi arisan.” Jawab Rika singkat. “Mama aku juga arisan.” Kata aku. “Sebenarnya, nama lengkap kamu siapa?” tanya aku. “Nama lengkapku Arikana Eka Putri Sabrina!” jawabnya. “Wah, hampir mirip. Aku Ariany Dwi Putri Salsabila,” kataku. “Sebenarnya, kamu ini siapa sih?” tanyaku lagi. “Tanya sama mama kamu aja. Pasti tahu!” jawab Rika. “Oh!”. Tiba-tiba ada satpam. “Ini siapa ya?” tanya pak satpam. “Ini Rika pak.” Jawab ku. “oh, kamu Ria kan?” tanya pak satpam, namanya pak Ari . “Iya pak!” aku menjawab. “Aku pulang dulu ya!” kataku. Aku berlari. Saat menengok kebelakang, pak satpam dan Rika tidak ada. Aku tidak menghiraukan. Karena hari ini aku harus bantuin mama nyuci baju.
   “Mama tadi ada warga baru. Dia nempatin rumah ujung situ!” kataku sambil melipat baju. “Oh ya? Bagus dong. Kamu berteman sama dia?” tanya mama. Aku mengganguk. Namanya Arikana Eka Putri Sabrina.” Kata aku bersemangat. “Rika?” mama terlihat kebingungan. “Iya! Mama kenal? Kata Rika, aku disuruh tanya mama kalau dia itu siapa!” seruku. “Sudah waktunya kamu tahu,” kata mama. Aku sangat bingung. “Kamu dulu punya saudara kembar. Namanya Rika. Tepatnya, Arikana Eka Putri Sabrina. Dia lahir selamat dengan kamu. Saat berumur 1 tahun, dia ke jalan raya. Karena, dia lebih aktif daripada kamu. Disaat itulah dia tertabrak truk. Dia dikubur di Bandung. Itu mengapa sekarang mama pindah ke Solo!” kata mama sambil menitikkan air mata. “Berarti yang tadi itu hanya arwah Rika?” tanya aku tidak percaya. Mama hanya mengganguk. Aku tidak tahu harus bicara apa. Tiba-tiba Bi Sumi membawakan album foto bergambar Mickey Mouse. Tulisannya, Rika and Ria. Disitu ada foto saat kami baru lahir dan saat kami bermain bersama. Aku tak sadar menitikkan air mata. Dan ada foto bi Sumi menggendongku. Dan itu, adalah pak Ari! Dia menggendong Rika. Aku bertanya pada bibi. “Bi dia ini satpam kan? Tadi aku bertemu dia lo!” kata aku. “Apa? Pak Ari kan sudah meninggal. Saat dia menyelamatkan Rika!” kata bi Sumi. Jadi, satpam yang aku temui tadi siapa?. TAMAT.
Hi! selamat pagi dunia selamat pagi ulil, selamat pagi pitty. hahaha.... pasti pada penasaran siapa aku. ataukah manusia? atau hi....? oke deh well to the well well well. aku kenalin namaku Marshanda Shafa Aulia. Aku anak pertama dari 2 bersaudara. adikku sekarang baru berusia 2 tahun 5 bulan. huh... gak enak deh jadi anak pertama. gak dimanja lagi. hehehehe... Aku tinggal di Palembang. tapi, entar lagi pindah ke Yogyakarta tempat kelahiranku yang tercinta sepanjang masa. hobiku? nyanyi. membaca, nulis cerita, curhat ke sahabat, dan joget joget gk jelas... wkwkwk... sahabat aku banyak... susah klo di jelasin satu-satu... oke fix.. saya sdh capek berkenalan... saya akan boci dlu... assalamualaikum.....oya semua sebenernya aku pake profil plus email and password nya papa... hhihihihi.... jadi ingat ya aku anaknya yang bernama.. MARSHANDA SHAFA AULIA...